Aku yang terpaku dalam kebingungan. Duduk
sendiri di taman. Dimana aku lelah dengan perasaan. Ketika melihat seorang pria
membawakan setangkai bunga dan duduk
bersebelah dengan bangkuku. Aku menoleh duluan dan dia pun menoleh. Tapi
seketika aku langsung menanyakan bunga apa yang dibawa nya. Tapi aku hanya mampu bertanya dalam hati. Aku pun
diam, kediaman ini hanya sesaat. Dan dia mulai menoleh lama padaku membuat
akupun menoleh lama padanya.
Duduk bersebelahan untuk kedua kalinya. Dia tetap memegang
bunga, dan mulai bersuara
Pria : Ini dandelion
Aku : *tersenyum*.
Oh iya.
Aku pun tidak tahu harus berkata ataupun bertanya apalagi.
Dan dia pun tidak melontarkan senyum sedikitpun kearahku yang sudah tersenyum.
Tetapi hatiku begitu penasaran, setelah mendengar suara pria itu aku pun
mencari tau semua tentang bunga Dandelion.
Hari ketiga, dia datang lagi disebelah bangkuku dan tetap
membawa setangkai bunga Dandelion. Akan tetapi ada perbedaan dibunga tersebut,
bunga tersebut tidak utuh lagi. Benih putih yang menyelimuti kelopak berkurang.
Aku hanya terdiam, angin pun berhembus dan secara perlahan menerbangkan benih-benih
putih dandelion aku senang melihat secara langsung bagaimana bulir beterbangan
karena angin. Perasaan yang lelah berubah menjadi lebih bahagia untuk suasana
yang hangat bersebelahan dengan seorang pria yang membawa bunga indah tersebut.
Hari terakhir, pria itu membawa bunga dandelion yang benih
menetap dikelopak tangkai nya tinggal beberapa benih lagi. Aku mulai menyadari
perasaan lelah ku yang berbalut luka akan terbuka lagi jika semua benih terbang
dan pria itu pergi. Untuk menahan aku pun tidak sanggup. Karena pria itu juga
mempunyai batas yang tidak bisa aku tembus walaupun untuk beberapa waktu aku bias
bersebelahan duduk dibangku dengannya -PRP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar