http://gudang-musik.com/download/130256431/nina-someday.xhtml

Rabu, 07 Oktober 2015

Just Miss and Ready to Move Up

Kangen itu ketika mengingat…

Elo selalu bedebat hal yang gak penting terus sengaja bikin gue mayun tapi ujung-ujungnya elo pujukin
Elo yang selalu menuhin punan makanan gue
Elo yang selalu berebut makanan gue, elo lebih cangok dibanding gue
Elo yang selalu tau cemprengnya suara gue
Elo yang ngasih surprise yang ujung-ujungnya bopong ke gue tapi gue nya pura-pura gak tau dan pura pura kaget
Elo yang tau betapa penasarannya gue dan kepo maksimalnya gue sehingga elo yang sengaja menjadikan suatu yang gak rahasia menjadi pura-pura rahasia
Elo yang lebih tinggi dari gue sehingga sengaja buat gue nginjit-nginjit kayak orang bego cuma untuk berebut HP di tangan elo
Elo yang waktu kelulusan sengaja menyimpan baju putih abu-abu dan menyodorkan khusus di dada elo buat ntanda tangan gue
Ekspresi elo yang mayun kalo udah gue sindir tentang buncitnya elo
Elo yang selalu marah kalo gue make celana pendek
Elo yang cemas ketika gue cengeng karena hal gak penting
Elo yang balik marah kalo gue marah
Elo yang gak mau ketemu gue terus-menerus
Elo yang kalo kesal nepok jidat gue
Elo yang selalu gak suka bahas masa lalu

Dan terima kasih untuk semuanya. Mulai sekarang gue bakal move up. Gue sadar banyak cowok yang bisa sayangin gue dan lebih dari elo. Elo tetap dikenang tapi gue yakin bakal ada seorang cowok yang datang dan ngasih kenangan lebih indah daripada elo. Sakit hati yang elo kasih sebanding dengan yang gue kasih ke yang lainnya dulu. Sadarnya gue Allah Maha Adil ketika elo nyakitin gue. Elo mutusi gue trus ninggalin gue tanpa sebab itu udah cukup. Karena elo nyakitin gue itu memberi kesempatan buat gue mengenal cowok lain. I’m gone...

Senin, 05 Oktober 2015

Dandelion

 Aku yang terpaku dalam kebingungan. Duduk sendiri di taman. Dimana aku lelah dengan perasaan. Ketika melihat seorang pria membawakan setangkai bunga  dan duduk bersebelah dengan bangkuku. Aku menoleh duluan dan dia pun menoleh. Tapi seketika aku langsung menanyakan bunga apa yang dibawa nya. Tapi  aku hanya mampu bertanya dalam hati. Aku pun diam, kediaman ini hanya sesaat. Dan dia mulai menoleh lama padaku membuat akupun menoleh lama padanya.
Duduk bersebelahan untuk kedua kalinya. Dia tetap memegang bunga, dan mulai bersuara
Pria     : Ini dandelion
Aku     : *tersenyum*. Oh iya.
Aku pun tidak tahu harus berkata ataupun bertanya apalagi. Dan dia pun tidak melontarkan senyum sedikitpun kearahku yang sudah tersenyum. Tetapi hatiku begitu penasaran, setelah mendengar suara pria itu aku pun mencari tau semua tentang bunga Dandelion.
Hari ketiga, dia datang lagi disebelah bangkuku dan tetap membawa setangkai bunga Dandelion. Akan tetapi ada perbedaan dibunga tersebut, bunga tersebut tidak utuh lagi. Benih putih yang menyelimuti kelopak berkurang. Aku hanya terdiam, angin pun berhembus dan secara perlahan menerbangkan benih-benih putih dandelion aku senang melihat secara langsung bagaimana bulir beterbangan karena angin. Perasaan yang lelah berubah menjadi lebih bahagia untuk suasana yang hangat bersebelahan dengan seorang pria yang membawa bunga indah tersebut.
Hari terakhir, pria itu membawa bunga dandelion yang benih menetap dikelopak tangkai nya tinggal beberapa benih lagi. Aku mulai menyadari perasaan lelah ku yang berbalut luka akan terbuka lagi jika semua benih terbang dan pria itu pergi. Untuk menahan aku pun tidak sanggup. Karena pria itu juga mempunyai batas yang tidak bisa aku tembus walaupun untuk beberapa waktu aku bias bersebelahan duduk dibangku dengannya -PRP